Saturday, July 13, 2019

Jika berhenti merokok!!! dapat membangun perekonomian Umat


Membangun Perekonomian Umat Islam, dengan berhenti merokok
Khutbah Jumat di Masjid Raya Pondok Indah dengan Khatib (Pembicara) adalah Prof. Dr. H. Yunasril, M.A., dosen UIN Jakarta Syarif Hidayatullah.
Menurut beliau dalam khutbahnya, semangat pemberdayaan ekonomi umat belakangan ini yang dimotori alumni 212 sangatlah bagus dan perlu diapresiasi. Tapi ada satu hal yang kita tidak boleh lupa bahwa SELAMA UMAT ISLAM MASIH MEROKOK, maka SELAMANYA ekonomi umat akan terserap dengan mudah ke para TAIPAN/CUKONG ROKOK pemilik Industri Tembakau (Pabrik Rokok).
Ilustrasinya seperti ini, jumlah rokok yang terjual setiap hari di Indonesia sudah mencapai 90 juta bungkus perhari. Yakinlah kita bahwa setidaknya 80% dari itu pembelinya itu adalah umat Islam. Bila satu bungkus rokok dibeli seharga Rp 10.000 (meski kenyataannya harga sebungkus rokok sudah di atas itu), maka setiap hari kurang lebih hampir Rp 900 milyar uang yang masuk kantong para pemilik industri tembakau tersebut.
Bila sehari Rp 900 milyar terbakar, maka dalam 4 hari saja jumlahnya bisa mencapai Rp 3,6 trilyun rupiah.
Bandingkan dengan total jumlah WAZIS yg terkumpul dari semua LAZIS di tahun 2016 di seluruh Indonesia yg "hanya" Rp 3,7 trilyun, itu artinya jumlah ZIS yg dikumpulkan dengan susah payah selama satu tahun penuh ternyata sama besarnya dan tidak lebih dengan uang yang telah hangus "dibakar" lewat pembelian rokok selama 4-5 hari saja!!  Ini adalah perbandingan yang luar biasa mencengangkan!!
Seandainya umat Islam kompak dengan penuh kesadaran berhenti merokok selama satu pekan saja, maka lihat berapa uang rokok tersebut bila disisihkan untuk dana pemberdayaan umat. Luar biasa, 'kan? Bagaimana bila umat Islam berhenti merokok sama sekali dan uang rokok kompak disisihkan untuk dana pemberdayaan ekonomi umat? Yakinlah insyaAllah umat Islam akan maju lagi dari sebelumnya. Apakah mereka para perokok itu salah? Tidak juga karna itu hak mereka selama tidak melanggar koridor-koridor peraturan syariat Islam dan undang-undang negara kesatuan Republik Indonesia, akan tetapi ada baiknya dan sudah menjadi kewajiban jika kita saling mengingatkan saudara sesama Muslim untuk berhenti merokok karna itu juga untuk kebaikannya dan kebaikan kita bersama.
Siapa saat ini yang mayoritas menguasai industri rokok dari hulu hingga hilir? Tentu kita tahu jawabannya. Mereka itu 40-50 tahun lalu disebut sebagai tauke atau cukong dengan kepemilikan satu gudang tembakau dan satu pabrik rokok. Sekarang ini, anak-cucu mereka bukan lagi sekedar cukong atau tauke, melainkan mereka sekarang disebut taipan atau konglomerat. Cek saja, dari data Majalah Forbes, sudah berapa orang dari mereka yang masuk 50 besar orang terkaya di Indonesia atau bahkan Asia?  Mereka jadi besar tidak lain dari hasil rokok yang dibeli oleh puluhan juta umat Islam setiap tahunnya. Mereka menjadi besar dengan uang yang telah kita tukar dengan sebungkus rokok untuk dibakar di setiap harinya.
Sekarang mereka bilang sebagai taipan, mereka besar bukan dari rokok saja.  Sekarang mereka punya pertambangan besar, real estate/properti raksasa, hingga perkebunan yang luas. Padahal semua itu modalnya didapat dari hasil penjualan rokok atau industri tembakau juga. Dan bahkan sampai sekarang industri tembakau masih jadi pemasukan utama mereka. Selama umat tetap merokok, maka mereka akan terus semakin kaya raya!
Lihatlah, para tembakau adalah buruh yang --mohon maaf sebelumnya-- hidupnya itu mengenaskan sekali padahal mereka lah yang memiliki peranan penting dalam perindustrian tembakau. Mereka hidup miskin di bawah kaki para taipan yang luar biasa kaya raya. Siapa para buruh tembakau ini? Mereka mayoritas umat Islam juga. Padahal bos-bos mereka kaya raya dari hasil jual rokok yang dibeli umat Islam.
Para pecandu rokok sulit percaya bahwa rokok itu beracun dan bisa membunuh penghisapnya secara perlahan. Bila ada makanan atau minuman pada kemasannya ditulis "Beracun dan Membunuh", maka dijamin orang nggak akan ada yg berani beli dan mau memakannya. Tapi anehnya, biarpun pada kemasan rokok itu sudah ditulis dengan jelas demikian rupa seperti di ancam, tetapi tetap saja orang mau masih mau membeli dan menghisapnya tanpa ragu-ragu akan kesehatannya
Jadi umat Islam harus berhenti merokok SEKARANG JUGA! Alasannya bukan karena kesehatan, tapi alasannya juga untuk pemberdayaan ekonomi umat!
Kalo alasan kesehatan kan para perokok sudah NGGAK percaya, meski sudah dibilang bahwa para taipan dan cukong itu sendiri tidak mau menghisap rokok yg mereka jual. Alasan PEMBERDAYAAN UMAT saat ini jauh lebih relevan utk berhenti merokok.
Berhentilah merokok sekarang juga dan sisihkan uang rokok tersebut secara berjamaah utk membangun perekonomian umat. Dan jika mereka ingin pergi beribadah haji maka dengan uang hasil penyisihan karna berhenti merokok tersebut mereka dapat dengan mudah pergi haji, dan apabila mereka juga ingin berqurban pada hari raya qurban dengan hasil penyisihan dari berhenti merokok tersebut mereka juga akan dengan mudah pula dapat berqurban, dan masih banyak manfaat lainnya lagi jika kita kompak berhenti merokok baik dalam segi perekonomian Umat Islam lebih lebih dari segi kesehatan.
perlu kita ketahui ekonomi umat akan lebih mudah dibangun secara bersyarikat, seperti halnya Syarikat Dagang Islam (SDI) yang sudah sejak lama dibangun oleh H. Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Jadi sudah lebih dari satu abad lalu tokoh umat Islam mempelopori pemberdayaan umat secara bersyarikat atau berjamaah, tidak bisa ekonomi dibangun sendiri-sendiri karna akan lebih sulit. jadi saat ini Umat Islam tinggal mencontoh dan melanjutkan apa yang sudah pernah dilakukan oleh SDI H. Samanhudi di masa lalu maka dengan begitu Perekonomian Umat Islam di Indonesia akan jauh lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Semoga bermanfaat bagi Al-Faqir khususnya dan lebih lebih untuk saudara muslim di Indonesia
(disarikan dari Khutbah Jumat oleh Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A. di Masjid Raya Pondok Indah )


Friday, July 12, 2019

Mengharukan !!! Kisah singa terakhir umat Islam, SULTAN HAMID II


Sultan Abdul Hamid Han atau biasa dikenal Sultan Hamid II adalah salah satu sultan besar yang pernah dimiliki Kerajaan Utsmani, Jika pada masa awal kejayaan Kerajaan Utsmani ada sultan Muhammad Alfatih dan Sultan Sulaiman Al-Qanuni, Di akhir kemunduran ada Sultan Hamid II.

Sultan Hamid II lahir pada tanggal 21 September 1842 Masehi, beliau adalah putra dari Sultan Abdul Majid. Dalam Biografi atau kisah hidupnya sultan yang satu ini belajar ilmu Bahasa Arab & Persia, Ilmu Sejarah, Ilmu sastra dan Ilmu-ilmu Tasawwuf, Sultan Hamid II Juga Ahli dalam menulis syair-syair berbahasa Turky. Sultan Hamid II menjadi Sultan ke-34 Kerajaan Utsmani menggantikan saudaranya Sultan Murad V bertepatan dengan ketamakan Negara Barat untuk menguasai Kesultanan Utsmani yang sudah sampai pada titik puncaknya pada saat itu sultan Hamid II berusia 34tahun. Sultan Hamid II menyadari sebagaimana didalam catatan hariannya, Pembunuhan pamannya juga perubahan kepemimpinan yang cepat merupakan konspirasi untuk menjatuhkan Pemerintahan Islam. Jadi, pada saat itu Sultan Hamid II memegang kekuasaan atau memimpin sebuah negara yang sangat besar yang sedang dalam kondisi sekarat dan sudah diujung tanduk. Sultan Hamid II telah menghabiskan waktu dalam kurun kurang lebih 30 tahun dengan konspirasi Internal dan Eksternal, peperangan, revolusi dan perubahan yang tidak berhenti, Sultan selalu mengungkapkan perasaannya di dalam tulisan dan puisinya.
 Tuhanku, hamba tau Engkau lah Al-Aziz dan tiada selainMu yang Engkaulah satu-satunya, dan tiada yang lain ya Allah, Pimpin lah tangan hamba dalam menyelesaikan permasalahan kesusahan ini ya Allah, Ya Allah bantulah hambamu dalam saat-saat yang kritis ini
“ Aku (Sultan Abdul Hamid II) tidak menyalahkan siapapun (Kemunduran Ustmani), akan tetapi kami mengetahui bahwa Inggris, Prancis, dan Rusia hingga Jerman dan Swiss, Maksudny negara-negara besar Eropa, memperoleh kepentingan dengan membagi-bagi wilayah pemerintahan Utsmani dan mencerai-beraikannya  itulah beberapa syair yang telah dikarang oleh Sultan Hamid II semasa hidupnya sebagai media untuk mengungkapkan perasaan yang ada dihatinya.

Di tahun 1876, Daulah Utsmaniyah mulai dipegang oleh Sultan Abdul Hamid II. Kondisi Kerajaan saat itu sedang rapuh hingga sampai mendapati julukan  The Sick Man of Europe , akibat krisis ekonomi & kalah perang dimana-mana. Sang Sultan Akhirnya melibatkan orang arab dalam kepemerintahannya yang awalnya mereka semua dipinggirkan dan tidak dilibatkan sama sekali. Sultan Hamid II juga menyingkarkan para mentri (Pasya) yang pemikirannya telah teracuni pemikiran sekulerisme ala barat. Sultan kembali menggalakan pelajaran Fiqh, Ilmu Tafsir, Ilmu Akhlaq serta Ilmu-ilmu sejarah di madrasah atau sekolah-sekolah.

Di tahun 1881, Rusia saat itu terjadi gerakan anti-Yahudi yang begitu masif sehingga mereka di tuduh sebagai otak dibalik terbunuhnya Kaisar Alexander II, mereka (Yahudi) dipersekusi dan dipaksa meninggalkan Rusia. Di antara mereka ada yang mengungsi ke wilayah Ustmaniyah, Sultan Hamid II pun mengizinkan mereka menyelamatkan diri dan menempati suatu tempat di wilayah Daulah Ustmany kecuali satu tempat Yaitu, Palestina. Namun diam-diam 55.000 diantara mereka berhasil menyusup ke Palestina, Dibantu Inggris dan Prancis mereka mulai merencanakan strategi licik untuk menguasai Palestina. Salah satu sponsor utama imigrasi masif ke Palestina adalah milyuner dan bankir Yahudi asal prancis, Edmond James de Rothscild. Di palestina, ia menggelontorkan dana sebesar 14 Franc Prancis untuk membangun pemukiman Yahudi di Palestina dan dari situ dimulai terbentuknya Negara Zionis. Zionis sendiri berasal dari kata  Zion  yaitu nama lain dari Yarussalem yang tertulis dalam kitab perjanjian lama Yesaya 1:26. Pergerakan Yahudi yang semakin berani di Palestina membuat Sultan Hamid II memutuskan untuk mengawasi Palestina secara langsung, Sultan menekan mereka untuk meninggalkan Palestina, namun negara-negara Eropa memintanya untuk tetap mengizinkan mereka tinggal disana.

Ditahun 1888, Sultan Hamid II kembali mengeluarkan perintah larangan migrasi Yahudi ke Palestina, mereka di perbolehkan ziarah secara pribadi namun tidak boleh melebihi batas waktu selama tiga bulan di Palestina. Dan di tahun 1896, buku Der Judenstaat  Negara Yahudi  diterbitkan oleh Theodor Herzl seorang Jurnalis kelahiran Austro-Hungaria. Dibuku tersebut Herzl mencita-citakan sebuah negara masa depan yang independen untuk bangsa Yahudi di abad ke-20 lalu kawan sepemikirannya, Max Nordau Fisikawan Yahudi asal prancis lalu megirimkan 2 rabbi (Pemuka agama Yahudi) ke Negri Palestina, mereka dikirim untuk meneliti bagaimana prospek Palestina sebagai negara masa depan untuk bangsa Yahudi. Dan hasil laporan dari rabbi tersebut mereka berkata dalam bahasa Syair  Sang pengantin (Tanah Palestina) sangatlah cantik, tapi sayang dia telah menikah dengan pria lain (Bangsa Palestina)  Selain palestina mereka juga mentargetkan Argentina jika gagal dalam perburuan wilayah sebagai negara masa depan untuk bangsa Yahudi, mereka membuat opsi ini karna melihat keteguhan dan ketulusan dari sang Sultan Hamid II untuk menjaga dan mempertahankan Palestina.
Di tahun yang sama pecah perang antara Kerajaan Utsmani dengan Kerajaan Yunani, Akibat perang inilah Daulah Utsmani mengalami krisis ekonomi. Dan itu membuat Herzl tak tinggal diam, dia mengumpulkan uang dari para donatur Yahudi lewat duta besar Utsmaniyah di Wina, dia tawarkan bantuan besar-besaran untuk mengatasi krisis ekonomi yang di alami oleh Daulah Utsmaniyah dengan syarat Sultan mengizinkan Yahudi Berimigrasi ke Palestina. Namun tawaran tersebut di tolak dengan tegas oleh Sang Sultan. Dan dengan dukungan internasional yang mereka miliki Herzl dan bangsa Yahudi semakin semangat untuk menghancurkan dan meruntuhkan Daulah Utsmaniyah.
Dan ditahun 1898, lewat lobi para politisi Yahudi, Inggris menekan Utsmaniyah untuk menghapus peraturan terkait pelarangan imigran Yahudi ke Palestina. Herzl juga berusaha untuk menemui Sultan Abdul Hamid II dan di tahun 1901 dia berhasil bertatap muka secara langsung dengan Sang Sultan dan berkata  Wahai Sultan hanya satu saja permintaan saya, jual lah segenggam tanah dari Yarussalem untuk kami (bangsa Yahudi) tempati  dan Sultan pun lagi-lagi menolak dengan tegas dan berkata  Walau sejengkal pun saya tidak akan menjual tanah tersebut, karna tanah itu bukan milikku tapi milik Rakyatku, Rakyatku telah menaklukan tanah tersebut dengan darah mereka dan kami tidak akan membiarkan apapun terjadi, kami akan membela walau dengan darah kami  dengan pernyataan tersebut dengan tegas Sultan menolak karna tau mereka (bangsa Yahudi) akan mendirikan sebuah Negara Zionis di Al-Quds Palestina. Sultan Hamid II pun mengusir Herzl, hingga Herzl meninggal negara Zionis yang dia perjuangkan belum juga terbentuk. Herzl meninggal pada tahun 1904, akan tetapi keinginanya untuk membangun Negara Zionis untuk bangsa Yahudi di atas tanah Palestina tidak ikut serta dalam penguburan jasadnya.

Dibantu oleh Barat, Zionisme Internasional yang Herzl dirikan terus berusaha mendirikan Negara Yahudi di atas tanah Palestina, Namun mengetahui Sultan Hamid II juga terus memodernisasi Daulah Utsmaniyah dan juga menggaungkan Ukhuwah Islamiyah. Wujud nyata dari itu adalah dengan menghubungkan semua Wilayah Islam dengan membangun rel kereta api. Yahudi Zionis dn Donmeh, serta Barat sangat geram dengan pencapaian tersebut hingga mereka merancang konspirasi. Mereka bekerja sama dengan Jon Turkey (Turki Muda) untuk memuluskan konspirasi tersebut. Dukungan Rakyat yang begitu kuat pada Sang Sultan membuat mereka akhirnya menggunakan cara kotor untuk menjatuhkannya. Mereka merancang peristiwa 31 Maret dimana banyak jatub korban dari pihak Turki Muda dan kaum Minoritas. Mereka pun menuduh Sultan Hamid II dalang atau otak dari peristiwa tersebut. Sultan Hamid II juga di fitnah membakar Mushaf Al-Quran saat menumpas mereka, selain itu mereka mengajak kaum muslimin untuk memberontak pada Sultan, liciknya gerakan tersebut bertujuan untuk membuang jauh-jauh agama dari politik namun menggunakan topeng agama untuk memuluskan rencana menjatuhkan Sultan. Melalu Turky Muda mereka berhasil mendesak Mufti Utsmani Muhammad Zhiyauddin untuk mengeluarkan fatwa pencopotan Sultan. Dan efektif tepat pada 27 April 1909 Sultan Abdul Hamid II dicopot dari pimpinan Daulah Utsmaniyah. Media-media sekuler mengekspresikan kegembiraannya atas pencopotan Sultan Hamid II dan berusaha menutupi intrik yang dilakukan Turky Muda dan berusaha menjustifikasi apa yang mereka lakukan benar adanya.
Sultan Hamid II pun dibuang ke tempat kumuh pengasingan bagi bangsa Yahudi di Salonika Yunani bersama keluarganya di tengah gelapnya malam menggunakan kereta api. Angin lesu bertiup serta gerimis dimalam itu pohon-pohon yang tinggal rangka seakan ikut bersedih mengiringi tragedi memilukan itu, Sultan Hamid II telah menjadi khalifah terakhir ummat islam.
Dari tempat pengasingan tersebut Sultan Hamid II menulis surat yang ditujukan kepada gurunya syaikh Mahmud Abu Shamad dan menceritakan kejadian sebenarnya atas fitnahan bertubi-tubi yang dilakukan bangsa Yahudi terhadapnya, dan beliau tidak berhenti-henti bersyukur karna telah menolak tawaran yang sudah ditawarkan karna tau akan mencoreng Daulah Utsmaniyah serta dunia islam dengan noda abadi yang diakibatan oleh terbentuknya Negara Yahudi di tanah Palestina. Di akhir suratnya dengan kerendahan hati, ia menyebut namanya dalam surat yang dikirim 22 September 1909 dengan sebutan Abdul Hamid bin Abdul Majid Pelayan Kaum Muslimin.
Sultan Hamid II meninggal dunia dalam penjara Baylerbeyi pada 10 Februari 1918. Kepergiaannya diratapi seluruh penduduk Istanbul dan kaum Muslimin pada umumnya.
Selamat jalan sultan, segala perjalanan dan tindakanmu telah dikenang, Engkau adalah singa terakhir umat ini.
Semoga Allah SWT meridhoimu